Berikut Pengertian dan Contoh Soal Silogisme!

contoh soal silogisme

Siapa yang masih ingat dengan pengertian Silogisme? Silogisme adalah cara menarik kesimpulan secara deduktif yang melibatkan premis-premis umum (mayor) dan khusus (minor).

Tentunya hal ini akan mudah dimengerti ketika ada contoh soal silogisme. Tapi sebelum itu, kalian harus memahami terlebih dulu, kalau silogisme juga disebut sebagai penyimpulan tidak langsung. Karena konklusi yang diambil dari dua permasalahan yang ada ini dihubungkan dengan cara tertentu.

Baca juga, Silogisme | TPS SBMPTN

Nah, untuk lebih paham ada baiknya kita mengetahui macam, serta pengertian dan contoh soal silogisme itu sendiri.

Apa itu Silogisme?

Macam-Macam Silogisme

Sumber: Kompas

Jadi, kita harus mengetahui arti Silogisme terlebih dahulu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), silogisme diartikan sebagai bentuk, cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan simpulan.

Di dalam silogisme sendiri terdapat dua kategori premis dan satu kesimpulan, yaitu premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor). Bisa kita ambil contoh seperti:

Premis mayor: Jika hujan saya naik becak.
Premis minor: Sekarang hujan.
Konklusi: Saya naik becak.

Kesimpulan yang ditarik dari silogisme ini sangat berhubungan erat dengan premis-premisnya. Keeratanya pun terletak jika, premis-premisnya benar, dengan sendirinya atau tidak dapat tidak kesimpulannya benar.

Baca juga, Gagasan Utama, Kalimat Inti

Macam-Macam

salah satu macam silogisme alternatif

Sumber: Kompas

Silogisme sendiri secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu silogisme kategorik, silogisme hipotetik, dan silogisme disjungtif. Namun apa saja perbedaannya?

Silogisme Kategoris
Di silogisme jenis ini, premis-premis dan kesimpulan yang diampil didapatkan dari keputusan kategoris. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kesimpulan yang benar, kalian harus memperhatikan patokan-patokan silogismenya terlebih dahulu. Seperti:

Premis mayor: Semua tanaman membutuhkan air.
Premis minor: Akasia adalah tanaman.
Konklusi: Akasia membutuhkan air.

Baca juga :   Tips Sukses dalam Mengikuti Les Privat Bahasa Mandarin

Selain itu, yang perlu kalian ketahui dalam silogisme kategoris ini juga dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

  • Silogisme Kategoris Tunggal
    Silogisme ini terdiri atas tiga term, yaitu subyek (S), predikat (p), dan term-antara (M)
    Setiap manusia (M) dapat mati (P) atau M-P
    Si Fulan (S) adalah manusia (M) atau S-M
    Jadi, si Fulan (S) dapat mati (P) atau S-P
  • Silogisme Kategoris Tersusun
    Silogisme in merupakan bentuk logis dari penyimpulan. Penyimpulan itu tersusun ke dalam tiga term, yaitu subyek, predikat, dan term-antara (M). Sedangkan term-antara sendiri adalah kunci dari sebuah silogisme. Sebab term-antara (M) ini menyatakan mengapa subyek dipersatukan dengan predikat dan dipisahkan ke dalam kesimpulan.
    Silogisme ini juga meliputi Epicherema, yaitu salah satu premisnya atau juga keduanya disambungkan dengan pembukti. Dan Enthymema, yang salah satu premisnya atau kesimpulannya dilampau.
Baca juga, Integral | Matematika SBMPTN

Namun, hal ini tidak terlihat begitu jelas dalam percakapan sehari-hari yang terdapat dalam buku atau tulisan. Seringkali juga terdapat kesimpulan yang tersembunyi. Hal itupun berlaku pada keputusan, sudah menjadi rahasia umum bahwa sebuah keputusan dijabarkan dalam bentuk logis, begitupula dengan pemikiran-pemikran yang dijabarkan lewat silogisme kategoris.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan dan menentukan dalam pembuatan silogisme ini, yaitu:

  • Menentukan dahulu kesimpulan mana yang ingin ditarik;
  • Cari tahu dulu apa alasan yang disajikan (M); (Term-antara);
  • Juga susunlah silogisme berdasarkan subyek dan predikat dalam kesimpulan serta term-antara (M).

Silogisme Hipotetis
Beda dengan silogisme kategorik, silogisme hipotetis merupakan suatu silogisme yang premisnya berupa pernyataan bersyarat. Gampangnya, jenis silogisme ini biasanya ditandai dengan adanya kata “jika” atau “bila”. Dan juga, silogisme hipotetis ini dibedakan menjadi empat bagian, yaitu:

  1. Silogisme yang premis minornya mengakui bagian antecedent
    Premis mayor: Jika hujan, saya naik becak.
    Premis minor: Sekarang hujan.
    Konklusi: Jadi saya naik becak.
  2. Silogisme yang premis minornya mengakui bagian konsekuensinya
    Premis mayor: Jika hujan, bumi akan basah.
    Premis minor: Sekarang bumi telah basah.
    Konklusi: Jadi, hujan telah turun.
  3. Silogisme yang premis minornya mengingkari antecedent
    Premis mayor: Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
    Premis minor: Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa.
    Konklusi: Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
  4. Silogisme yang premis minornya mengingkari bagian konsekuensinya
    Premis mayor: Bila mahasiswa turun kejalanan, pihak penguasa akan gelisah.
    Premis minor: Pihak penguasa tidak gelisah.
    Konklusi: Jadi mahasiswa tidak turun kejalanan.
Baca juga, Logika Matematika

Silogisme Disjungtif
Kalau silogisme hipotetik merupakan silogisme dengan premis yang berupa pernyataan bersyarat. Silogisme disjungtif merupakan silogisme di mana premis mayornya terdiri dari keputusan disjungtif. Atau bisa dibilang keputusan ini mengandung dua atau lebih pilihan kemungkinan.

Baca juga :   Asal Usul dan Penerapan Angka Romawi

Sementara itu, premis minor yang dimiliki silogisme ini bersifat kategorik dengan menyetujui atau tidak menyetujui pernyataan pada premis mayornya. Oleh karena itu coba kita lihat dari contoh soal silogisme satu ini;

Premis mayor: Bu Gina sedang menjelaskan materi IPS atau PPKn.
Premis minor: Ternyata Bu Gina sedang menjelaskan materi PPKn.
Konklusi: Bu Gina menjelaskan materi PPKn bukan materi IPS.

Baca juga, Barisan dan Deret

Contoh Soal Silogisme

Berikut ini ada beberapa contoh soal silogisme beserta pembahasannya:

  1. Semua candi bergapura dan menjulang.
    Anda berada di tempat yang tidak bergapura dan menjulang.
    a. Anda berada di candi bergapura
    b. Anda berada di candi menjulang
    c. Anda berada di bukan candi
    d. Anda berada di candi tidak bergapura
    e. Anda berada di candi tidak bergapura dan tidak menjulang
    Jawabannya C. Karena anda berada di tempat yang tidak bergapura dan tidak menjulang, berarti anda tidak berada di bukan candi.
  2. Semua radio memakai baterai
    Sebagian radio tidak memakai antena panjang
    a. Ada radio yang tidak memakai baterai, memakai antena
    b. Ada radio yang tidak memakai antena panjang, tidak memakai baterai
    c. Ada radio yang memakai antena panjang, tidak memakai baterai
    d. Ada radio yang tidak memakai baterai, tidak memakai antena panjang
    e. Ada radio yang tidak memakai antena panjang, memakai baterai
    Jawabannya E. Karena semua radio memakai baterai, ada yang memakai antena panjang dan ada yang tidak memakai antena panjang.

Nah, itu dia beberapa contoh soal silogisme. Masih banyak contoh soal lainnya diluar sana.

Oiya, jika kalian ingin mendapat kan proses belajar mengajar yang efektif, kalian bisa cek Β Les Privat SBMPTN untuk topik-topik menarik lainnya! Atau kalian bisa kontak langsung keΒ 085810779967. Dijamin, pengalaman belajar dengan tutor yang tidak ingin kalian lewatkan. Selain menyenangkan, materi-materi yang asyik bisa kalian dapatkan diΒ Guru Les Private, siapa tau bisa menjadi salah satu alternatif belajar kalian nantinya!

Baca juga :   Kolonialisme Dan Beberapa Fakta Dibaliknya

Referensi: Kumparan; Kompas; Staffnew UNY

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tim Les Privat SBMPTN.id ada disini untuk membantu Anda. Konsultasikan kebutuhan Les SBMPTN Anda kepada tim kami.
Scroll to Top
Scroll to Top