Sangat sulit rasanya untuk memisahkan suatu tulisan dengan daftar pustaka. Nah, jika sudah demikian maka memang sebaiknya kalian mempelajari cara menulis daftar pustaka dari internet. Kok gitu? Ya karena jaman sekarang akses internet sangat mudah dan update, bahkan lebih update dari buku.
Apa itu Daftar Pustaka?
Daftar Pustaka adalah kumpulan daftar referensi atau sumber yang digunakan dalam tulisan ilmiah. Referensi yang digunakan tersebut dapat berbagai macam bentuk, seperti buku, artikel di internet, jurnal, Koran, majalah, skripsi, disertasi, dan sumber lain yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah. Daftar pustaka sering juga disebut dengan istilah rujukan, referensi, pranala, atau sumber pustaka. Biasanya daftar pustaka ini berada di paling akhir halaman sebuah karya ilmiah.
Kenapa harus menyantumkan daftar pustaka? Tentunya ini pasti bukan tanpa alasan dan manfaat di dalamnya. Daftar pustaka dapat menjadi petunjuk bahwa data yang diambil dalam dalam isi karya ilmiah tersebut dapat dipercaya karena berisi data yang benar. Ini juga memberikan kualitasΒ tersendiri dari sebuah tulisan lho!
Bukan hanya untuk penulis itu sendiri, melainkan mencantumkan daftar pustaka yang lengkap juga merupakan etika dalam penulisan karya ilmiah sebagai penanda terimakasih penulis dengan penulis yang karyanya dirujuk atau penelitian sebelumnya dengan mendukung ide-ide mereka untuk digunakan. Bukankah sesama penulis harus saling menghargai?
Tujuan ditulisnya daftar pustaka dalam karya ilmiah adalah menguatkan isi tulisan dan sebenarnya segala tulisan, namun yang paling sering adalah karya ilmiah.
Dari perkembangan ilmu yang pesat sekarang sangat mustahil jika kita tidak merujuk teori atau kajian ilmu sebelumnya. Walaupun kalian sedang dalam posisi membuat penemuan baru dalam sebuah penelitian pasti tetap memerlukan rujukan atau kajian ilmu yang pernah dilakukan sebelumnya. Intinya segala hal harus memiliki dasar dibalik perlakuan yang dilakukan saat ini.
Bagaimana jika tidak mencantumkannya dan ternyata ada beberapa paragraf yang sama dengan tulisan lain? Pencantuman daftar pustaka juga bertujuan agar terhindar dari tuduhan plagiat atau penjiplakan yang bisa saja terjadi jika kita mengambil sembarang ide seseorang dan menganggap seolah-olah itu adalah hasil pemikiran kita.
Tidak hanya itu, dari sini juga dapat membantu pembaca karya ilmiah kalian untuk mengetahui sumber apa saja yang digunakan sebagai referensi. Biasanya ada pembaca yang butuh menelusuri informasi lebih jauh lagi dari karya ilmiah yang sudah kita buat. Baik sebagai sumber bacaan atau bertujuan untuk mengembangkan penelitian tersebut.
Menulis Daftar Pustaka dari Internet
Saat ini jaman sudah berkembang dan sekarang membuat sumber referensi juga bisa didapat dimana saja salah satunya dari internet yang sudah menjadi gudang informasi.
Nah berhubung dalam literasi dan penulisan yang namanya plagiarisme adalah sebuah dosa besar, jadi menulis daftar pustaka adalah bentuk tanggung jawab setiap penulis. Dari berkembangnya jaman ini, selain artikel cetak, tidak jarang penulis mengambil sumber tulisannya dari artikel-artikel di internet yang artinya dalam jaringan (daring) atau online. Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut:
1. Nama
Cara menulis daftar pustaka dari internet yang pertama adalah wajib mencantumkan nama. Nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak.
2. Tahun Terbit
Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut. Walaupun biasanya di internet akan selalu diupdate ulang, kalian bisa dengan jeli menemukan tanggal awal postingan tersebut.
3. Judul
Berbeda dengan penulisan judul daftar pustaka dari media cetak, judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip (β).
4. URL
URL adalah alamat situs yang kita gunakan sebagai acuan. Ingat ya, ini adalah alamat situs, bukan alamat search engine. Tidak bisa jika kalian menulisnya sebagai www.google.com karena tujuan penulisan ini adalah agar dapat diakses jika ada yang ingin membuktikan kesahihannya.
5. Waktu Pengambilan
Ini juga berbeda dengan media cetak. Pembaca wajib tau kapan kalian mengambil informasi untuk artikel kalian. Jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kalian mengunduh ataupun menjadikannya referensi. Hal ini berguna bagi pembaca untuk mengetahui seberapa terkini nya tulisan kalian.
Selain urutan tersebut, ada pula tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet atau daring agak berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik (.) sebagai batas hanya berlaku untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Mungkin kalian familiar dengan koma (,) pada penulisan dapus media cetak. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma (,). Bingung ga
Jenis Gaya Penulisan dari Internet
Harap maklum karena cara menulis daftar pustaka dari internet juga memiliki banyak aliran. Maksudnya seperti mahzab begitu kali ya! Jadi inilah gaya-gaya yang bisa kalian simak sebelum menulis dapus dari internet.
1. Daftar Pustaka Dengan ASA Style (American Social Association)
Kalau kalian mengacu pada gaya ini, maka daftar pustaka ini ditulis dengan susunan:
– Nama belakang penulis
– Nama depan penulis
– Tahun terbit
– Judul karya (ditulis italic atau miring)
– Nama media
– Tanggal terbit
Contoh penulisan daftar pustakanya:
Mahesti, Nurulia. 2020. Imajinasi dan Sastra. Linikampus.com. 1 Agustus 2020.
2. Daftar Pustaka Dengan APA Style (American Psychological Association)
Masih dengan gaya American, kali ini ada lagi yang disebut APA. Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan:
– Nama website atau situs
– Tanggal artikel terbit
– Judul artikel
– Waktu mengakses artikel tersebut
– Alamat website (URL) lengkapnya.
Berikut ini contoh penulisan daftar pustakanya:
Gramedia.com. 19 Juli 2021. Biografi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) dan Pemikirannya. Diakses pada 1 September 2021, dari https://www.gramedia.com/best-seller/biografi-gus-dur/
3. Daftar Pustaka Dengan MLA (Modern Language Association)
Beralih ke gaya modern, daftar pustaka ini ditulis dengan susunan:
– Judul Artikel
– Nama Website atau situs
– Tanggal artikel dibuat
– Waktu mengakses sumber tersebut
– Alamat website (URL) lengkapnya
Berikut ini contoh penulisan daftar pustakanya:
Apa Itu People Power? Ini Sejarah, Fakta, & Dampak People Power. Gramedia.com. 17 Agustus 2021. 1 September 2021. https://www.gramedia.com/best-seller/people-power/
4. Daftar Pustaka Dengan MHRA (Modern Humanities Research Association)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan:
– Nama website atau situs
– βjudul artikelβ
– Deskripsi website (jika ada)
– Tanggal artikel terbit
– Alamat website atau URL lengkapnya
– Diakses pada waktu kapan
Kalian bisa mencari beberapa contohnya namun cukup gunakan dan acu pada satu gaya saja. Gunakan juga secara konsisten ya!
5. Daftar Pustaka Dengan CSE (Council Of Science Editors)
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan:
– Nama website atau situs
– Judul artikel
– Deskripsi website
– Tanggal artikel terbit
– [waktu mengakses artikel]
– Alamat website atau URL lengkapnya
Berikut ini contoh penulisan daftar pustakanya:
Gramedia.com. Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha [internet]. Budidaya tanaman sayuran, 21 Agustus 2021, [diakses pada 1 september 2021]. https://www.gramedia.com/best-seller/budidaya-tanaman-sayuran/
6. Daftar Pustaka Dari Email
Daftar pustaka ini ditulis dengan susunan:
– Nama media
– Judul karya
– Alamat email
– (diakses pada waktu kapan)
Berikut ini contoh penulisan daftar pustakanya:
Gramedia.com. βBudidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha β customercare@gramedia.com (diakses pada 1 September 2021)
Hm, sebenarnya tidak selalu semua sesuai dengan teori ini. Kadang ada beberapa situs yang tidak mencantumkan nama penulisnya.
Untuk mengatasinya kalian bisa menggunakan tulisan β____β kemudian dilanjutkan dengan struktur penulisan daftar penulisan lainnya. Oke, jangan lupa juga untuk memastikan apakah URL yang kalian gunakan sudah sesuai dengan kriteria untuk dijadikan rujukan dalam penelitian.
Kita semua ketahui bahwa di internet siapa saja bisa menulis, sehingga kita perlu selektif memilih sumber penelitian di internet ya kan? Jadi kalian perlu memastikan beberapa hal ini:
– Untuk membedakan website yang bisa dijadikan referensi adalah melalui domainnya.
Jika domain atau alamatnya resmi maka sudah bisa dipastikan bisa dijadikan rujukan atau sumber dalam karya ilmiah.
Kalian bisa mengecek pemilik website sehingga tidak ada kekeliruan dengan informasi yang ada didalamnya dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahan datanya.
Kalau sudah, perhatikan juga beberapa website yang tidak bisa dijadikan sumber referensi seperti Wikipedia, dan blogspot.com atau wordpress.com yang tidak jelas kepemilikannya. Dalam kasus ini kita ketahui bahwa Wikipedia adalah website yang kemungkinan siapapun untuk mengedit informasinya, jadi tidak jelas keabsahan isinya.
Untuk blogspot dan wordpress.com tidak direkomendasikan untuk menjadi rujukan karena sifatnya sangat subjektif dan belum tentu pembuatnya memberikan identitas yang asli saat membuat konten di website tersebut.
Kecuali jika ia jelas identitasnya danΒ membuat website maka boleh saja untuk dijadikan rujukan. Misalnya saja Prof. Zullies yang merupakan guru besar UGM. Beliau memiliki website mengenai obat-obatan (farmakoterapi). Nah itu boleh kalian jadikan rujukan ya!
Gimana nih sahabat Latis sudah mulai berpusing-pusing ria? Sama dong! Biar ga pusing ayo segera kita cariΒ guru privat. Kalo kalian di Jakarta, cari ajaΒ les privat JakartaΒ ya! Kalian juga harus makin rajin nih latihanΒ soal-soal!
Referensi
1. Buku Ajar SMK
2. gramedia.com