Halo Sahabat Lesprivatsbmptn!
Kalau bicara soal tokoh pemberani dalam sejarah Indonesia, nama Sultan Hasanuddin nggak bisa dilewatkan. Julukannya aja udah bikin merinding: โAyam Jantan dari Timur.โ Bukan cuma sekadar julukan keren, tapi cerminan dari sikapnya yang berani, tegas, dan pantang menyerah dalam menghadapi penjajahan, terutama dari VOC (Belanda).
Sultan Hasanuddin adalah raja Kerajaan Gowa, salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan pada abad ke-17. Ia dikenal sebagai pemimpin yang nggak gampang tunduk, apalagi pada kekuatan asing. Bagi Hasanuddin, mempertahankan kehormatan negeri dan rakyatnya jauh lebih penting daripada berdamai demi kenyamanan.
Perlawanan yang ia pimpin bukan cuma untuk mempertahankan kekuasaan, tapi juga sebagai bentuk sikap terhadap ketidak adilan. Ia sadar VOC datang bukan untuk berdagang secara adil, tapi untuk menguasai. Dan selama ia memimpin, ia berdiri sebagai benteng terakhir yang berani berkata โtidakโ kepada penjajah.
baca juga: bimbel kedokteran ui
Latar Belakang dan Masa Kecil Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin, yang punya nama lengkap I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang, lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, sekitar tahun 1631. Ia berasal dari lingkungan bangsawan Kerajaan Gowa yang sangat berpengaruh di masanya. Ayahnya, Sultan Malikussaid, adalah raja yang dikenal berpandangan maju, terutama dalam hal militer dan perdagangan.
Sejak masih kecil, Hasanuddin sudah menunjukkan kecerdasan dan jiwa kepemimpinan. Ia tumbuh di tengah budaya Islam yang kuat dan disiplin istana yang ketat. Pendidikan yang ia terima nggak cuma seputar ilmu agama, tapi juga mencakup strategi perang, politik, dan nilai-nilai adat Bugis-Makassar yang menjunjung tinggi kehormatan dan keberanian.
Lingkungan kerajaan yang dinamis, serta kedekatannya dengan ayah yang berwibawa, membentuk Hasanuddin jadi sosok yang tangguh, tegas, dan peduli terhadap kondisi rakyatnya. Sejak muda, ia sudah peka terhadap ancaman kekuasaan asingโterutama kehadiran VOC (Belanda) yang mulai mencampuri urusan kerajaan di wilayah timur.
Pengalaman masa kecilnya itulah yang perlahan membangun kesadarannya tentang pentingnya melindungi tanah air dan menjaga kedaulatan kerajaan. Dari sinilah muncul fondasi yang nantinya membuat Sultan Hasanuddin dikenal sebagai simbol perlawanan dari timur Indonesia.
baca juga: bimbel terdekat
Pendidikan Sultan Hasanuddin
Sebagai putra mahkota, Sultan Hasanuddin mendapat pendidikan yang lengkap sejak muda. Ia belajar ilmu agama dari para ulama di lingkungan istana, termasuk Syekh Yusuf, salah satu tokoh besar pada masanya. Selain itu, ia juga dibekali dengan pelajaran penting seperti politik, sejarah kerajaan, strategi militer, dan diplomasi.
Pendidikan Hasanuddin nggak cuma berlangsung secara teori di dalam istana. Ia juga aktif mengikuti rapat-rapat kerajaan dan latihan militer, yang memberinya pemahaman langsung soal kepemimpinan dan situasi politik saat itu. Gabungan antara ilmu agama dan kemampuan memimpin itulah yang nantinya membentuk dirinya jadi sosok raja yang cerdas, religius, dan berani menghadapi tekanan kolonial seperti VOC.
baca juga: guru privat ke rumah
Perjuangan Perang Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin dikenal sebagai sosok pemimpin yang keras kepala dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Selama masa pemerintahannya, VOC (Belanda) berusaha menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Letak strategis Kerajaan Gowa dan peran besarnya dalam perdagangan membuat kerajaan ini jadi salah satu target utama VOC.
- Perang Makassar (1666โ1669)
Konflik besar antara Kerajaan Gowa dan VOC memuncak dalam Perang Makassar, yang berlangsung selama tiga tahun, dari 1666 sampai 1669. Sultan Hasanuddin memimpin langsung perlawanan besar-besaran melawan serangan Belanda yang dipimpin oleh Laksamana Cornelis Speelman. Sayangnya, kekuatan militer VOC yang lebih modern, ditambah dukungan dari sekutu lokal seperti Arung Palakka dari Bone, membuat posisi Gowa makin terdesak.
Meskipun pasukan Gowa menunjukkan keberanian dan semangat yang luar biasa, perlahan-lahan wilayah mereka mulai dikuasai. Perang ini dianggap sebagai salah satu konflik terbesar di wilayah timur Nusantara pada masa itu.
- Pertempuran di Benteng Somba Opu
Benteng Somba Opu, yang jadi pusat pertahanan utama Kerajaan Gowa, menjadi saksi dari pertempuran paling sengit antara pasukan Hasanuddin dan VOC. Benteng ini sempat bertahan lama dari gempuran musuh, tapi pada akhirnya berhasil ditembus setelah berbulan-bulan dikepung. Jatuhnya benteng ini menandai titik balik kekalahan Gowa dalam Perang Makassar.
- Perjanjian Bungaya (1667)
Karena situasi yang makin sulit, pada 18 November 1667, Sultan Hasanuddin akhirnya terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya di Desa Bungaya. Isi perjanjian ini sangat berat sebelah dan merugikan Gowa. Beberapa poin pentingnya adalah: Gowa harus menyerahkan sebagian besar wilayahnya ke VOC, menghancurkan sejumlah benteng pertahanan, serta memberikan hak monopoli dagang kepada Belanda.
Meski sudah ada kesepakatan, perlawanan dari pihak Gowa masih terjadi di beberapa wilayah secara sporadis.
- Akhir Perlawanan dan Penyerahan Gowa
Perang masih berlanjut hingga tahun 1669, meskipun kekuatan pasukan Gowa sudah jauh melemah. Di sisi lain, VOC terus memperkuat cengkeramannya dengan dukungan dari kerajaan-kerajaan lain yang telah mereka taklukkan atau ajak bekerja sama. Pada akhirnya, Sultan Hasanuddin harus menyerah secara resmi, dan kekuasaan VOC pun semakin menguat di Sulawesi Selatan.
baca juga: bimbel masuk kedokteran
Meskipun kalah dalam perang, semangat perjuangan dan keberanian Sultan Hasanuddin tetap dikenang sebagai bentuk perlawanan yang tak mudah dilupakan. Ia berjuang bukan untuk kepentingan pribadi, tapi demi tanah air dan harga diri bangsanya.
Sultan Hasanuddin mengajarkan kita bahwa keberanian dan integritas jauh lebih bernilai dibanding kenyamanan semu. Di tengah tantangan zaman, semangat pantang menyerah seperti beliau tetap relevan apalagi buat kamu yang sedang mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
Yuk, jadi generasi tangguh yang siap melanjutkan perjuangan lewat pendidikan berkualitas!
Hubungi kami sekarang di (021) 77844897 atau via WhatsApp ke 089628522526. Jangan lupa kunjungi website resmi kami di www.lesprivatsbmptn.id untuk mendapat informasi menarik seputar program kami. Jangan tunggu nanti investasikan semangat juangmu mulai dari sekarang!
REFERENSI
- kabar24.bisnis.com
- kumparan.com