Majas Litotes

Sahabat Latis, apa kalian gemar berbicara dengan menggunakan majas? Maksudnya ya sedikit berputar gitu atau ga sesuai makna sebenarnya. Nah kali ini kalian bisa coba pakai majas Litotes ya!

Sekilas Tentang Majas Litotes

majas litotes
sumber Freepik

Berbicara soal majas, kalian mungkin sudah paham dengan gaya bahasa melebih-lebihkan hingga merendah-rendahkan. Majas litotes ini masuk ke dalam kebiasaan orang Indonesia dan digunakan sebagai ragam bahasa dan dapat memberikan kesan pada suatu diksi, kalimat, atau percakapan. Oleh karena itu, penggunaan majas sangat mempengaruhi bagaimana pandangan orang terhadap suatu hal yang disampaikan secara lisan atau tekstual.

Dalam buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi (2017) yang ditulis oleh Ulin Nuha Masruchin, disebutkan bahwa majas litotes adalah gaya bahasa yang menyatakan perlawanan dari kenyataan atau realita sosial. Tujuan dari majas litotes yaitu untuk merendahkan diri kepada lawan bicara.

Majas ini merupakan bagian dari majas pertentangan yang memiliki beberapa bagian, seperti majas antitesis, majas paradoks, majas hiperbola, dan lain-lain. Intinya mirip seperti itu. Di lain sisi, majas litotes ini sering digunakan oleh seseorang untuk merendah pada lawan bicara.

Tapi ini bukan berarti semua orang yang menggunakan majas ini semata muni merendah. Sebagian juga digunakan untuk menyombongkan diri pada lawan bicara. Jadi implementasi dari majas litotes ini sangat berubah-ubah dan dapat difungsikan sesuai dengan motivasi atau maksud dari seseorang.

Sebenarnya ada banyak kategori jenis majas perbandingan. Salah satunya adalah majas litotes ini. Secara bahasa, majas litotes berarti pernyataan yang memperkecil sesuatu atau melemahkan, dan menyatakan kebalikannya. Seperti yang sudah dijelaskan tadi yakni untuk mengatakan pandai Anda bisa menggunakan ungkapan tidak bodoh.

Selain majas litotes, yang termasuk ke dalam jenis majas perbandingan antara lain: majas simile, majas hiperbola, dan majas personifikasi. Selain membuat ungkapan menjadi lebih unik, fungsi majas yang lain adalah membuat suasana percakapan menjadi lebih hidup. Majas litotes misalnya, akan membuat sebuah percakapan menjadi lebih mengalir dan menumbuhkan unsur keakraban.

Baca juga :   Biaya Produksi: Pengertian, Kaitannya dengan Masyarakat, dan Peran | SIMAK UI SosHum

Ciri-ciri Majas Litotes

Majas Litotes
sumber Freepik

Supaya lebih mudah mengenalinya, ada beberapa ciri-ciri dalam percakapan sehari-hari atau dari tulisan. Apa sajakah itu?

Β· Majas ini sering menempatkan diksi atau kata-kata yang sifatnya kiasan

Β· Penerapan diksi atau kata-kata yang bersifat komparatif

Β· Memiliki penekanan suara atau intonasi yang cenderung rendah

Β· Mempunyai maksud untuk merendahkan diri kepada lawan bicara

Contoh Majas Litotes

Agar dapat lebih memahami mengenai majas yang satu ini, kalian dapat menyimaknya pada contoh-contoh ini:

Β· Tolong terima Iphone ini sebagai kado tidak berharga untuk perpisahan kita

Β· Kita hanyalah butiran pasir di alam yang luas

Β· Kamu terlalu baik untuk aku yang buruk hina ini

Β· Tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, tolong berikan kritik dan saran

Β· Selamat datang di gubuk sederhana kami

Β· Hari ini saya tidak memasak banyak, hanya ada gurami dan daging asap.

Β· Saya hanya bisa memberimu sedikit, hanya seratus juta saja.

. Silahkan mampir ke gubuk reotku yang hanya tiga lantai ini.

Mari kita kupas kembali. Majas litotes adalah pertentangan, artinya apa yang diutarakan berbanding terbalik dengan keadaan aslinya. Majas litotes, kerap disamakan dengan perilaku merendahkan diri.

  • Ini, ada sedikit uang di dalam amplop, sebagai bentuk ucapan terima kasih telah membantu kami
  • Silakan dinikmati makanan dan minumannya, maaf cuma seadanya saja
  • Apa yang telah kami capai sejauh ini masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dia
  • Ah, ini cuma mobil tua, jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mobil miliknya
  • Demikian presentasi kami yang sederhana, semoga bisa dimengerti oleh Anda sekalian
  • Aku bukanlah siapa-siapa, hanya orang biasa saja
  • Ya, aku kan hanya membantu sedikit saja, paling juga tidak ada pengaruhnya
Baca juga :   Matematika Dasar Soal Paling Sulit di SBMPTN

Kalian sudah mengamati penjelasan di atas yang mana majas litotes kerap disamakan dengan perilaku merendahkan diri sendiri. Hal ini tentu sangat subyektif, tergantung bagaimana respons lawan bicara. Pada waktu dan situasi tertentu, majas litotes bisa dianggap sebagai bentuk kerendahan hati seseorang. Kenapa bisa muncul jenis majas seperti ini?

Merunut sejarahnya, kata litotes diambil dari bahasa Yunani. Arti dari kata lito adalah sederhana. Majas litotes merupakan bentuk menyederhanakan, merendahkan atau menurunkan situasi dari kejadian yang sebenarnya, melalui ungkapan.

Majas litotes memang cukup sering digunakan dalam komunikasi verbal dalam bahasa lisan. Kalau meminjam istilah zaman sekarang, mungkin majas litotes adalah bentuk dari istilah merendah untuk meninggi. Yah siapa sih yang sekarang masih menganggap majas ini sebagai bentuk kemurnian dari merendahkan diri?

Pada beberapa kasus, majas litotes terkadang mirip dengan majas hiperbola. Tak heran, karena kedua majas tersebut termasuk ke dalam jenis majas perbandingan. Padahal jika Anda melihat definisinya, majas hiperbola adalah melebih-lebihkan sebuah kondisi atau situasi dari kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Kalau mau membedakan, membedakan majas litotes dan majas hiperbola sebetulnya cukup mudah, selama kalian mengetahui ciri atau karakteristik dari masing-masing majas.

Cek kembali ciri-ciri ini pada majas yang akan dibaca agar paham bedanya dengan hiperbola.

– Merendahkan Situasi

Ciri yang pertama adalah, ungkapan yang berbanding 180 derajat dari kondisi yang sesungguhnya. Perlu diingat, majas hiperbola juga mengungkapkan situasi yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi. Namun, majas litotes menggambarkan situasi lebih sederhana atau lebih rendah.

Contohnya sejauh ini adalah “apa yang telah kami capai sejauh ini masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dia”. Dari contoh majas litotes tersebut, terlihat bahwa penutur menganggap apa yang telah diraih atau dicapainya belum atau bahkan tidak sebanding dengan orang lain. Istilah sekarang sih insecure.

Baca juga :   Cara Membuat Jadwal UTBK yang Efektif

– Kata Pembanding

Berikutnya adalah penggunaan kata pembanding. Ciri yang satu ini, sebetulnya membuat kalian akan semakin mudah dalam mengidentifikasi sebuah majas, apakah itu majas litotes atau majas hiperbola.

Contohnya pada kalimat ini, ah, ini cuma mobil tua, jelas tidak ada apa-apanya dibanding dengan mobil miliknya. Jelas sekali terlihat, penutur mencoba merendahkan situasi atau kondisi dengan menyebut mobilnya sebagai mobil tua. Pada kenyataannya, bisa jadi memang mobil tua, tapi salah satu jenis mobil langka yang harganya cukup tinggi.

Beberapa kosakata yang umum digunakan di majas litotes antara lain: daripada, ketimbang, hanya, seadanya, dan ala kadarnya. Majas litotes juga kerap menggunakan kata seru seperti ah, atau duh.

– Intonasi

Disadari atau tidak, majas litotes cenderung menggunakan intonasi menurun. Hal ini tentu berkaitan dengan pengertian majas litotes itu sendiri. Majas litotes merendahkan, menyederhanakan atau mengecilkan situasi, yang pada kenyataannya berbanding terbalik.

Kecenderungan intonasi menurun pada majas litotes ini, tentu ada hubungannya dengan upaya merendah.

Memang setiap orang punya gaya bahasanya sendiri dan ilmu mengenai tata bahasa akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Ada baiknya kalian terus mengupdate pengetahuan kalian ya! Bagi kalian yang akan mengikuti SBMPTN, sudah mendapat tempat les privat yang tepat belum? Lebih semangat lagi ya untuk belajar dan meraih cita-cita!

Baca Juga

Les Private

Biaya les privat

Referensi:

  1. Detik.com
  2. katadata.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tim Les Privat SBMPTN.id ada disini untuk membantu Anda. Konsultasikan kebutuhan Les SBMPTN Anda kepada tim kami.
Scroll to Top
Scroll to Top