{"id":10153,"date":"2025-03-07T16:27:28","date_gmt":"2025-03-07T09:27:28","guid":{"rendered":"https:\/\/lesprivatsbmptn.id\/?p=10153"},"modified":"2025-03-07T16:27:28","modified_gmt":"2025-03-07T09:27:28","slug":"soal-utbk-pengetahuan-dan-pemahaman-umum-serta-jawaban","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/lesprivatsbmptn.id\/soal-utbk-pengetahuan-dan-pemahaman-umum-serta-jawaban\/","title":{"rendered":"Soal UTBK Pengetahuan dan Pemahaman Umum Serta Jawaban"},"content":{"rendered":"
Halo Sahabat Lesprivatsbmptn!<\/strong><\/p>\n Perjuangan menuju perguruan tinggi negeri favorit tidaklah mudah, tetapi bukan berarti mustahil! Salah satu langkah besar yang harus kamu lalui adalah UTBK<\/a> (Ujian Tulis Berbasis Komputer), yang menjadi pintu masuk menuju kampus impian. Salah satu komponen penting dalam ujian ini adalah Pengetahuan dan Pemahaman Umum (PPU), yang dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, memahami berbagai informasi, serta menganalisis teks dengan cermat dan logis.<\/p>\n Agar sukses dalam bagian ini, kamu perlu membiasakan diri membaca cepat, memahami isi teks dengan akurat, serta mampu menarik kesimpulan dengan tepat. Semakin sering kamu berlatih, semakin tajam pula kemampuanmu dalam mengenali pola soal, menghindari jebakan, serta menjawab dengan strategi yang efektif.<\/p>\n Nah, sudah siap untuk menguji kemampuanmu? Yuk, coba kerjakan latihan soal berikut! Ingat, persiapan yang matang adalah kunci utama untuk mendapatkan skor terbaik dan mewujudkan mimpi masuk PTN favorit! Semangat dan teruslah berlatih!<\/p>\n baca juga: bimbel terdekat<\/strong><\/a><\/p>\n Perhatikan teks berikut untuk soal nomor 1\u201410<\/p>\n (1) Dalam perkembangan sastra Indonesia kontemporer, orang sering mempertanyakan sumbangan para kritikus. (2) Sebagian berpendapat bahwa kritik sastra kita tidak lagi melahirkan polemik besar di tataran paradigmatik. (3) Setelah polemik seputar \u201csastra wangi\u201d dan \u201csastra digital\u201d pada awal tahun 2000-an, kita tak menjumpai lagi polemik sastra dengan permasalahan yang cukup segar (kecuali permasalahan musiman, seperti pembabakan angkatan dan kanon sastra). (4) Kita pernah punya sederet polemik sastra yang cukup mendasar dan memaksa kita mempertanyakan kembali hakikat dan fungsi sastra serta memperlihatkan peran kritik sastra yang demikian penting. (5) Sebut saja, polemik metode ganzheit di tahun 1968, pengadilan puisi tahun 1974, debat sastra kontekstual tahun 1984, polemik Hadiah Magsaysay untuk Pramoedya Ananta Toer tahun 1995, dan lain sebagainya. (6) Kita sepertinya kekurangan polemik sastra yang cukup berarti dewasa ini.<\/p>\n (7) Sebagian orang menafsirkan fenomena ini sebagai mengendurnya fungsi kritik. (8) Anggapan ini dapat dipahami apabila kita tempatkan polemik sebagai gejala dari perbedaan pandangan yang fundamental tentang hakikat dan fungsi sastra\u2014wilayah wacana yang secara tradisional merupakan gelanggang kerja para kritikus. (9) Perbedaan pandangan ini bisa muncul jika ada penggalian secara kreatif. (10) Artinya, polemik sastra dapat dipandang sebagai kekuatan kritik sastra kita sehingga langkanya polemic mengindikasikan lemahnya kekuatan kritik sastra dalam medan sastra Indonesia kontemporer.<\/p>\n (11) Polemik-polemik besar sastra itu pada umumnya punya daur hidup yang spesifik, polemik semacam itu hampir selalu muncul. (12) Rangkaian artikel kupasan sastra di surat kabar atau majalah dilanjutkan dalam semacam saresehan sastra. (13) Seluruh tulisan polemik itu dibukukan, dikomentari, dan ditafsirkan dalam jurnal-jurnal kritik sastra akademik di ruang-ruang kuliah sastra Indonesia. (14) Daur hidup semacam ini, dengan kata lain, dikondisikan oleh situasi budaya analog.<\/p>\n (15) Kedatangan era digital dan media sosial mengubah lanskap kritik sastra kita. (16) Perdebatan sastra di surat kabar mulai digantikan oleh ribuan perdebatan (dan pertengkaran) sastra di media sosial. (17) Intelektual koran terasa kurang relevan dibandingkan intelektual Twitter. (18) Kritik sastra di jurnal-jurnal akademik semakin kehilangan apinya dibandingkan kritik sastra di Facebook dan celometan sastra di kolom komentarnya. (19) Kritik sastra kita dewasa ini telah menjalani migrasi ke habitat digital, seperti webzine, v-log dan linimasa berbagai media sosial<\/p>\n 1. Kalimat yang tidak logis terdapat pada kalimat nomor….<\/p>\n (A) Kalimat (15) 2. Makna frasa kehilangan apinya pada kalimat (18) Kritik sastra di jurnal-jurnal akademik semakin kehilangan apinya dibandingkan kritik sastra di Facebook dan celometan sastra di kolom komentarnya. memiliki pola makna yang sama dengan kalimat….<\/p>\n (A) Presiden Jokowi memerintahkan para TNI untuk angkat senjata melawan Israel dengan kobaran patriotik 3. Makna celometan pada kalimat (18) seharusnya dapat diganti dengan kata….<\/p>\n (A) Obrolan 4. Imbuhan pe\u2013an pada kata pandangan pada kalimat (9) memiliki makna yang sama dengan imbuhan pe-an pada kata….<\/p>\n (A) Penglihatan 5. Kalimat (6) dan (7) dalam bacaan di atas mengandung hubungan \u2026<\/p>\n (A) pertalian 6. Perumpamaan pada teks dapat ditemukan di …<\/p>\n (A) Paragraf 4 baca juga: guru privat ke rumah<\/strong><\/a><\/p>\n 7. Gagasan pada kalimat (4) dapat diungkapkan melalui kalimat….<\/p>\n (A) Polemik sastra telah memaksa kita untuk mempertanyakan hakikat dan fungsi sastra 8. Kata yang perlu dihilangkan tanpa mengubah makna secara keseluruhan pada kalimat (11) adalah….<\/p>\n (A) Itu 9. Makna frasa daur hidup pada kalimat (14) memiliki kesamaan makna dengan kata berikut ini, KECUALI….<\/p>\n (A) Siklus kerja 10. Kalimat (19) dapat disempurnakan menjadi….<\/p>\n (A) Menghilangkan kata kekuatan Perhatikan teks berikut untuk soal nomor 11\u201415<\/p>\n Persaingan di dunia kerja yang begitu ketat menuntut berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan SDM sesuai kompetensi keahliannya ialah melalui pendidikan pada jenjang SMK. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pun melakukan beragam upaya dalam mempersiapkan kompetensi keahlian peserta didiknya di antaranya dengan melalui praktik kerja lapangan (PKL).<\/p>\n Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pada pasal 15 terkait pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK mempertegas peran dan fungsi kementerian dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing SDM terutama lulusan SMK. Salah satu pembelajaran SMK yang mendukung peningkatan kualitas peserta didik adalah PKL.<\/p>\n Secara umum, PKL merupakan implementasi dari pendidikan sistem ganda yang berusaha diadopsi oleh pemerintah Indonesia dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Tujuan dari PKL adalah untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja yang profesional pada peserta didik, meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai kebutuhan dunia kerja, dan menyiapkan kemandirian peserta didik untuk berwirausaha.<\/p>\n Dalam rangka mempersiapkan siswa SMK untuk terjun ke dunia kerja pada Kurikulum Merdeka, masuk dalam struktur kurikulum sebagai mata pelajaran. Merujuk pada SK KaBSKAP Nomor 033\/H\/KR\/2022, PKL adalah mata pelajaran yang merupakan wahana pembelajaran di dunia kerja. Mengingat pentingnya mata pelajaran PKL untuk siswa SMK, melalui kanal YouTube-nya Direktorat SMK mengadakan Webinar Praktik Kerja Lapangan sebagai Mata Pelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (25-05-2023). Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa PKL adalah rangkuman dari pembelajaran peserta didik dari kelas 10 hingga kelas 11 sehingga pelaksanaan PKL di kelas akhir bertujuan agar peserta didik lebih siap belajar di dunia kerja.<\/p>\n \u201cPKL adalah perwujudan nyata link and match SMK dengan dunia kerja. PKL merupakan bentuk pembelajaran peserta didik yang dilaksanakan di dunia kerja untuk mengasah kompetensi sesuai bidang dan bertujuan untuk memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik,\u201d ucap Wardani.<\/p>\n Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberi kesempatan bagi semua murid di Indonesia untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang berkompeten dan berkarakter Pancasila.<\/p>\n 11. Perluasan makna dari frasa sistem ganda dalam bacaan tersebut adalah….<\/p>\n (A) Dualitas baca juga: bimbel kedokteran ui<\/strong><\/a><\/p>\n 12. Inti kalimat (3) adalah….<\/p>\n (A) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pun melakukan beragam upaya dalam mempersiapkan kompetensi keahlian peserta didiknya 13. Gagasan pada kalimat (5) dan (6) akan menjadi utuh bila keduanya dihubungkan dengan konjungsi….<\/p>\n (A) namun 14. Kata yang memiliki makna denotatif \u2018kapabilitas\u2019 terletak pada….<\/p>\n (A) Paragraf 4 kalimat pertama 15. Kalimat yang tidak logis terdapat pada kalimat nomor….<\/p>\n (A) Paragraf 4 kalimat pertama baca juga: bimbel masuk kedokteran<\/strong><\/a><\/p>\n Kunci Jawaban<\/p>\n Jangan biarkan persiapan UTBK-mu setengah matang!\u00a0 Latih kemampuan Pengetahuan dan Pemahaman Umum<\/strong> dengan bimbingan terbaik dari lesprivatsbmptn.id<\/strong>. Dengan tutor berpengalaman dan metode belajar yang efektif, kamu bisa lebih siap menghadapi UTBK dan meraih PTN impian!<\/p>\n Hubungi kami sekarang di (021) 77844897<\/strong><\/a> atau 085810779967<\/strong><\/a> untuk informasi lebih lanjut. Kamu juga bisa kunjungi website kami di www.lesprivatsbmptn.id<\/a><\/strong> dan temukan program terbaik untuk sukses UTBK!<\/p>\n
\n(B) Kalimat (11)
\n(C) Kalimat (2)
\n(D) Kalimat (3)
\n(E) Kalimat (9)<\/p>\n
\n(B) Indonesia adalah negara yang memiliki masyarakat multikultural yang tinggi
\n(C) Kemampuan becengkramanya membuat para rekan kerja Dian menerima dengan lapang dada
\n(D) Kupasan rajutannya yang memikat dapat menarik wisatawan asing untuk datang ke Pulau Komodo
\n(E) Wilayah Nusa Tenggara Timur tersapu banjir sehingga meninggalkan bekas tulang-tulang bangunan<\/p>\n
\n(B) Cuitan
\n(C) Siulan
\n(D) interaksi
\n(E) komunikasi<\/p>\n
\n(B) Pengamatan
\n(C) Pemahaman
\n(D) Perhatian
\n(E) Penalaran<\/p>\n
\n(B) penegasan
\n(C) perbandingan
\n(D) kausal
\n(E) pemerian<\/p>\n
\n(B) Paragraf 1
\n(C) Paragraf 2
\n(D) Paragraf 3
\n(E) Tidak ada perumpamaan<\/p>\n
\n(B) Polemik sastra adalah sebuah fenomena yang memaksa kita untuk mempertanyakan hakikat dan fungsi sastra serta menyoroti pentingnya peran kritik sastra
\n(C) Sederet polemik sastra yang cukup mendasar dan memaksa kita mempertanyakan kembali hakikat dan fungsi sastra serta memperlihatkan peran kritik sastra
\n(D) Polemik sastra yang cukup mendasar dan memaksa kita mempertanyakan kembali hakikat dan fungsi sastra
\n(E) Polemik sastra yang kita alami telah menggugah kesadaran kita untuk mempertanyakan esensi dan peran penting kritik sastra dalam sastra.<\/p>\n
\n(B) Pada umumnya
\n(C) Besar
\n(D) Hampir
\n(E) Spesifik<\/p>\n
\n(B) Orang meninggal
\n(C) Guru besar
\n(D) Rantai kemakmuran
\n(E) Rina tersenyum<\/p>\n
\n(B) Menghilangkan kata langkanya
\n(C) Menghilangkan kata kita
\n(D) Mengganti frasa dewasa ini menjadi saat ini dan dipindahkan di awal kalimat
\n(E) Menghilangkan frasa dewasa ini<\/p>\n
\n(B) Ambiguitas
\n(C) Kontradisi
\n(D) Fluktuasi
\n(E) Penafsiran<\/p>\n
\n(B) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan melakukan beragam upaya dalam mempersiapkan kompetensi keahlian peserta didiknya di antaranya dengan melalui praktik kerja lapangan (PKL)
\n(C) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan melakukan beragam upaya dalam mempersiapkan kompetensi keahlian peserta didiknya
\n(D) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pun melakukan beragam upaya dalam mempersiapkan kompetensi keahlian peserta didiknya di antaranya dengan melalui praktik kerja lapangan (PKL)
\n(E) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi pun melakukan beragam upaya dalam mempersiapkan kompetensi keahlian peserta didiknya<\/p>\n
\n(B) akibatnya
\n(C) jelasnya
\n(D) oleh karena itu
\n(E) singkatnya<\/p>\n
\n(B) Paragraf 1 kalimat pertama
\n(C) Paragraf 2 kalimat pertama
\n(D) Paragraf 5 kalimat pertama(E) Paragraf 6 kalimat terakhir<\/p>\n
\n(B) Paragraf 5 kalimat kedua
\n(C) Paragraf 3 kalimat terakhir
\n(D) Paragraf 1 kalimat pertama
\n(E) Paragraf 4 kalimat kedua<\/p>\n\n